Hubungan #IndonesiaMembaik, Pilihan Politik dan Konflik

#IndonesiaMembaik

Pilihan politik BOLEH BEDA, silakan…

Sumber informasi BOLEH BEDA, silakan…

Interpretasi data BOLEH BEDA, silakan…

Orang Jawa mengatakan monggo kerso, Jenengan ngersaknipun nopo, menawi saget nggih monggo.

Tapi…
Berikut ini masalahnya:
Orang di era digital sangat rentan terpapar informasi tanpa sumber validitas dan ruang konfirmasi. Berita belum selesai dipelajari (konfirmasi), langsung ditumpuk opini/sangkaan/dugaan.

Satu cuplik gambar, bisa diceritakan dengan panjang lebar baik dengan interpretasi memuliakan atau pun merendahkan.

Banyak broadcast atau pun forward pesan dengan menjudge (menghukumi, mengadili)  sebagai hal/perbuatan yang salah ataupun benar. Hanya karena cuplikan yg sisi sudut pandangnya acapkali blum dipahami secara keseluruhan.

Bisa terlihat mengacungkan jari tengah, atau pada momentum yang sama, bisa terlihat berbeda.

Pesan ini untuk semua yang mengalami broadcast/share-informasi yang mengadili/menjudge/menghukumi suatu peristiwa- tanyakanlah kepada penyebarnya
1. DARIMANA mendapatkan informasinya,
2. SIAPA yang menyebarkan informasinya,
3. KAPAN peristiwanya,
4. DIMANA peristiwanya,
5. MENGAPA terjadi,
6. BAGAIMANA terjadinya,
7. SIAPA dan APA yang dicuplik.
Kalau informasi itu sudah melewati pintu pintu fakta, cukup untuk bisa dipertanggungjawabkan kala mau disebarkan atau dibagikan.

Namun jika tak bisa melewati pintu fakta, sangat mungkin bahwa informasi tersebut adalah bagian dari propaganda adu domba oleh pihak ketiga-dan keempat dsb.

Data hanyalah data, tak hidup

Peristiwa adalah peristiwa, terekam semampu memory dan ingatan

– agenda pecah belah masih berlangsung, dengan memanfaatkan kelatahan berbagi, memanfaatkan kekhawatiran dari opini, dan benak benak prasangka tanpa validasi dan konfirmasi –

Sebagai penutup:
Komoditi paling laku dinegeri yang merdeka, kaya akan komoditi dan ekologi, beragam suku bangsa dan bahasa, bersatu dalam kebhinnekaan adalah…
KONFLIK

Tapi…

(nanti lain waktu disambung,..)